Seperti halnya di Jawa Barat khususnya di Tatar Sunda, Bali juga mempunyai ikat kepala dengan ciri khas pulau Dewata. Orang Sunda menyebutnya dengan istilah iket atau totopong sedangkan di Bali dikenal dengan sebutan Udeng.
Iket kepala merupakan busana tradisional yang umumnya dipakai oleh kaum Adam yang melambangkan ciri khas budaya daerah tersebut. Udeng Bali dapat dipakai oleh semua lapisan masyarakat mulai dari kaum bangsawan sampai rakyat biasa bahkan anak-anak dan remaja pun dapat memakainya.
Seperti halnya iket Sunda, udeng Bali terbuat dari bahan kain persegi simetris yang pembuatannya membutuhkan keahlian khusus. Itu sebabnya udeng Bali ini banyak diproduksi di daerah-daerah tertentu seperti di Karangasem. Di daerah tersebut dapat ditemukan rupa-rupa udeng Bali dalam beragam motif, warna, dan corak.
Udeng dapat dipakai dalam berbagai acara-acara resmi, aktivitas sehari-hari, dan dalam acara ritual peribadahan. Penggunaan udeng ketika beribadah bertujuan untuk mencegah adanya rambut rontok yang dapat melanggar kesucian pura. Udeng Bali yang sering digunakan untuk beribadah di pura adalah warna putih.
Bentuk udeng Bali mempunyai makna yakni sisi sebelah kanan yang lebih besar dan lebih tinggi dari sisi sebelah kiri menandakan bahwa manusia bersujud bakti atas dasar dama yakni darma sebelah kanan dan darma sebelah kiri.
Ikat kepala khas Bali ini banyak digemari oleh wisatawan nusantara dan wisatawan asing sebagai cindera mata atau souvenir. Di bawah ini adalah beberapa contoh Udeng Bali.
Udeng Bali Batik Cokelat |
Udeng Bali Modifikasi |
Udeng Bali Batik Parang Rusak |
Kategori:
Iket Batik, Udeng Bali, Zulzol Info